Rabu, 18 Februari 2009

EKOLOGI ESTUARI

EKOLOGI ESTUARI



BAB 1


  1. Latar Belakang


Ekologi estuarin merupakan daerah atau lingkungan yang merupakan campuran antara air sungai dan air laut, sehingga mengakibatkan daerah estuarin ini mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah daripada lautan terbuka. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuarin ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah estuarin pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air didaerah estuarine pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air asang air masuk kedalam estuarin dari air laut bercampur dengan estuarin, sehingga mengakibatkan salinitas naik. Mengakibatkan organisme-organisme laut tidak dapat hidup didaerah estuarin, kebanyakan organisme-organisme laut tersebut Cuma dapat bertoleransi terhadap perubahan salinitas yang kecil. Dan akibatnya mereka tidak di bias hidup didaerah estuarin. Sebagian besar jenis flora dan fauna yang hidup didaerah estuarin tersebut adalah organisme yang telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas didaerah tersebut.

Akibatnya wilayah estuarin tersebut merupakan suatu tempat yang sulit untuk ditempati , daerah ini bersifat sangat produktif yang dapat mendukung sejumlah besar biomass. Oleh karena itu, umumnya daerah ini dikatakan bahwa estuarin relative hanya dapat dihuni oleh bebrapa spesies saja. Pada daerah estuarin ini selain dari turun naiknya salinitas yang disebabkan oleh air pasang, juga terjadi penurusan salinitas yang bertahap ketika air dari mulut estuarin (muara sungai) bergerak ke arah sumber mata air ( hulu sungai) sehingga terdapat wilayah dari flora dan fauna yang hidup di daerah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekologi estuarin ?

2. Bagaimana sifat fisik ekologi estuarin?

3. Jenis hewan apa saja yang bisa hidup didaerah estuarin ?



C. TUJUAN

1. Mengetahui tentang apa yang dimaksud estuarin.

2. mengetahui sifat fisik daerah estuarin.

3. mengetahui hewan apa yang bias hidup dilingkungan estarin.



BAB 2

PEMBAHASAN



A. Ekologi Estuarin


Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuarin ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah estuarin pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air didaerah estuarine pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air asang air masuk kedalam estuarin dari air laut bercampur dengan estuarin, sehingga mengakibatkan salinitas naik. Mengakibatkan. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk estuari. Selain itu estuarin juga merupakan bentuk teluk dipantai yang sebagian tertutup, dimana air laut dan air tawar bertemu dan bercampur.

Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.

Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati menjadi tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat saat laut berombak besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator maupun untuk pencucian alat alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik.



Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem estuari ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan ekonomik yang utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem yang berharga ini. Oleh karena itu, perencanaan terpadu wilayah estuari ini perlu dilakukan dengan seksama untuk menjaga ekosistem ini agar tidak rusak.

B. SIFAT FISK EKOLOGI ESTUARIN

Sifat fisik estuarin yang mempunyai variasi yang besar dalam banyak parameter yang sering kali menciptakan suatu lingkungan yang sangat menekan bagi organisme. Mungkin inilah yang menyebabkan mengapa jumlah spesies yang hidup didaerah estuarin lebih sedikit dibanding dengan di habitat laut lainnya. Faktor fisik seperti salinitas, suhu, aksi ombak dan arus, kekeruhan, oksigen. Yang pertama adalah salinitas dimana salinitas merupakan faktor dominan. Secara definitif, sutu gradient salinitas akan tampak pada suatu saat tertentu. Tetapi pola gradient bervariasi bergantung pada musim, topografi estuaria, pasang surut dan jumlah air tawar. Tetapi ada juga faktor lain yang berperan dalam mengubah pola salinitas. Pasang surut merupakan salah satu kekuatan. Tempat perbedaan pasang surut cukup besar, pasang naik mendorong air laut lebih jauh ke hulu estuaria, mengesre isohaline ke hulu dan pasang surut sebaliknya mengesre isohaline kehilir. Akibatnya da daerah estuaria yang rezim salinitasnya berubah sesuai dengan keadaan pasang surut. Juga bias diakibatkan rotasi bumi yang berpengaruh terhadap membeloknya aliran air, dibelahan bumi utara kekuatan ini membelokan air tawar yang mengalir keluar kesebelah kanan dan kebalikan untuk daerah disebelah selatan. Perubahan salinitas musiman didaerah estuaria diakibatkan karena perubahan penguapan atau perubahan aliran air tawar musiman. Didaerah dimana debit air tawar atau kering dalam setengah waktu dalam setahun salinitas tinggi akan bergeser ke hulu. Dengan mulainya kenaikan air tawar gradient salinitas bergeser kehilir ke arah mulut estuaria. Oleh karena itu, pada berbagai musim suatu titik tertentu diestuaria dapat mengalami salinitas yang berbeda-beda.

Suhu air yang ada diestuaria lebih bervariasi dari pada di perairan pantai didekatnya. Hal ini sebagian karena biasanya diestuaria volume air lebih kecil sedangkan luas permukaan lebih besar, dengan demikian pada kondisi atmosfer yang ada air estuaria ini mudah cepat panas dan lebih cepat dingin. Selain itu juga masukan air tawar. Air tawar di sungai atau dikali lebih dipengaruhi oleh perubahan suhu musiman dari pada air laut. Sungai di daerah beriklim sedang suhunya lebih rendah dimusim dingin dan lebih tinggi dimusim panas dari pada suhu ar laut didekatnya. Ketika air tawar masuk ke estuaria dan bercampur dengan air laut, maka akan terjadi perubahan suhu. Akibatnya suhu perairan estuaria lebih rendah pada musim dingin dan lebih tinggi pada musim panas daripada perairan pantai disekitarnya. Karena air tawar memperlihatkan kisaran suhu yang yang terbesar, maka apabila seseorang bergerak kehulu estuaria, kisaran suhu tahuananmenjadi lebih besar. Begitu pula kisaran suhu paling kecil dimana percampuran air twar minimal. Suhu yang bervariasi secara vertical. Perairan permukaan mempunyai kisaran yang terbesar, dan perairan lebih dalam kisaran suhunya lebih kecil. Pada estuaria baji garam, perbeaan suhu vertical ini juga memperlihatkan kenyataan bahwa perairan permukaan didominasi air tawar, sedangkan perairan yang lebih dalam didominasi atau seluruhnya terdiri dari air laut.

Aksi ombak dan arus, pada lingungan estuaria dikelilingi daratan pada tiga sisi. Ini berarti bahwa luas perairan yang ada diatasnya angina dapat bertiup untuk menciptakan ombak adalah minimal. Paling tidak jika disbanding dengan lautan. Karena ombak bergantung pada luas perairan terbuka yang diatasnya angina dapat bertiup, berarti pada daerah perairan yang sempit menghasilkan ombak yang kecil. Arus estuaria dipengaruhi oleh kegiatan pasang surut dan aliran sungai. Untuk daerah hulu terjadi masukan air tawar yang terus menerus. Sebagian akan bercampur dengan air laut. Pada akhirnya sebagian besar juga mengalir keluar estuaria. Atau menguap untuk mengimbangi air berikutnya yang masuk kebagian hulu. Selain itu juga kekeruhan dimana jumlah partikel tersuspensi dalam perairan estuaria setidak-tidaknya pada waktu tertentu dalam setahun air menjadi sangat keruh. Kekerhan terjadi pada saat aliran sungai maksimum . kekeruhan suatu estuaria mendekati konsentrasi plankton dan atau kecepatan angin. Pengaruh ekologi utama kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok. Hal ini mengakibatkan menurunkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik yang mengakibatkan turunya produktivitas. Untuk jumlah oksigen yang masuk kedalam estuaria bersama-sama dengan kedangkalannya, pengadukannya, dan pencampuran oleh angin biasanya berarti cukupnya persediaan oksigen. Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas jumlah oksigen dalam air akan bervariasi sesuai dengan variasi parameter.

  1. HEWAN YANG BISA HIDUP DILINGKUNGAN ESTUARIN

Daerah estuarin merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Daerah ini merupakan tempat untuk berpijah dan membesarkan anak-anaknya bagi beberapa spesies ikan. Adapun faktor yang menyebabkan daerah ini mempunyai nilai produktivitas tinggi yaitu, disana terdapat suatu penambahan bahan- bahan organik secara terus menerus yang berasala dari daerah aliran sungai, perairan estuarin adalah dangkal, sehingga cukup menerima matahari untuk membantu kehidupan tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak, daerah estuarin merupak tempat yang relative kecil menerima aksi gelombang akibatnya detritus dapat menumpuk didalamnya, aksi pasang selalu mengaduk-aduk bahan organic yang berada disekitar tumbuh-tumbuhan.

Sayangnya, manuasia membuat daerah ini menjadi tempat yang lebih tercemar daripada bagian lautan lainya.pembuangan sampah dan kotoran –kotoran hasil industri yang khususnya mengandung racun yang tinggi kebanyakan dibuang kedalam sungai dimana mereka ini kemudian diangkut kearah muara sungai dan masuk akedalam estuarin sehingga derah tersebut menjadi tercemar.

Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.

Terdapat juga binatang yang dapat kita golongkan kedalam kompenen peralihan, kedalam kompenen ini termasuk dalam organisme seperti ikan yang melakukan migrasi yang melewati estuaria dalam perjalananya kedaerah pemijahan baik diair tawar maupun air laut, contoh umum adalah ikan salem (Salmo, Oncorbyncus) dan Belut laut (Anguilla). Sedangkan untuk fauna peralihan juga termasuk binatang yang ada di estuaria hanya untuk mencari makan dan termasuk berbagai burung dan ikan. Organisme estuarin berasal dari binatang laut dan bukan dari air tawar, karena binatang laut mampu mentolerir penurunan sanilitas yang besar daripada spesies air tawar menghadapi kenaikan salinitas.








BAB 3

PENUTUP


KESIMPULAN


Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Meskipun demikian proses percampuran ini adalah merupakan pencampuran yang kompleks. Dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuarin ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Massa air yang masuk kedalam daerah estuarin pada waktu terjadi air surut hanya bersumber dari air tawar, akibatnya salinitas air didaerah estuarine pada saat itu umumnya rendah. Pada waktu air asang air masuk kedalam estuarin dari air laut bercampur dengan estuarin, sehingga mengakibatkan salinitas naik. Sifat fisik estuarin yang mempunyai variasi yang besar dalam banyak parameter yang sering kali menciptakan suatu lingkungan yang sangat menekan bagi organisme. Mungkin inilah yang menyebabkan mengapa jumlah spesies yang hidup didaerah estuarin lebih sedikit dibanding dengan di habitat laut lainnya. Faktor fisik seperti salinitas, suhu, aksi ombak dan arus, kekeruhan, oksigen.


Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.


DAFTAR PUSTAKA



http://iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=190. diakses tanggal 14 november 2008

Nybakken, James W.1988 . Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Jakata : PT Gramedia

Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar